Hati ini serasa dag-dig-dug saat aku duduk berdua di dalam mobil
Rangga. Aku merasa aneh, kenapa dia tidak membawa pacarnya? Apa pacarnya sudah
menunggu di taman? Aku merasa gugup. Tangan ku dingin. Aku takut jadi salah
tingkah dihadapan Rangga, apalagi pacarnya. Dan dia mulai mengajakku bicara.
“Kamu tumben
rapi banget? Pasti gara-gara mau aku kenalin sama temen aku kan?Hahaha”.
“Aku kasih
tau ya, aku itu nggak mau keliatan
jelek didepan pacar kamu. Aku pengen
buktiin kalo sahabat kamu itu juga cantik!”, belaga
kesal.
“Hah? Pacar?
Siapa juga yang mau ngenalin kamu sama pacar aku, Jave?Punya pacar aja enggak, mau ngenalin. Waah, kamu sehat
kan?”, dia malah menertawakan ku.
“Kamu nggak
mau ngenalin aku sama pacar kamu? Terus kamu mau ngenalin aku sama siapa?
Percuma dong aku dandan cantik kayak
gini?”, kecewa
berat, man! Damn!
“Kan aku
udah bilang, kamu mau aku kenalin sama temen aku, bukan pacar aku. Kamu sih, nggak pernah nyimak omongan aku. Tapi,
entar deh liat aja siapa yang mau aku kenalin ke kamu.”
Astaga ya Tuhan, aku
malu banget! Udah dandan kayak gini,
ternyata nggak ketemu sama pacarnya Rangga? Sial banget deh! Tapi setidaknya,
aku lega Rangga belum punya pacar. Heheheh. Kalau nggak dikenalin sama pacarnya Rangga, terus aku mau dikenalin sama
siapa dong? Duh.
Sampai juga kami di
taman. Dan dia mengajakku ke bangku tempat pertama kali kita bertemu, lima
tahun lalu.Masih sepi. Aku sejujurnya sangat penasaran, tapi aku tutupi wajah
penasaran ku dengan pura-pura memandangi kuku panjangku. Dan justru Rangga yang
tampak gelisah, entah karena apa. Detak jantungku semakin sulit ku kendalikan.
Tangan ku semakin dingin, apalagi di taman selepas hujan ini. Dan tidak ada
tanda-tanda orang yang datang kemari. Aku mulai bosan. Aku pura-pura tidur
dibangku, supaya aku nggak jadi
dikenalin sama teman Rangga.
“Sorry, Van.
Aku telat. Tadi macet di jalan.”, aku mengenal suara itu.
Sangat kenal!
“Santai aja,
aku juga baru sampe kok. Oiya, ini
nih yang mau aku kenalin sama kamu.”
“Yang lagi
tidur itu? Kayaknya aku pernah ketemu.”, hah? Dia
pernah ketemu aku?
“Tidur?
Yaah, ini anak suruh melek bentar aja
susah banget sih! Jave, bangun!”,Rangga mencoba membangunkan
ku.
“Jave?
Maksud kamu, dia itu Jave Alexandria?”, hah? Dia
juga tau nama lengkapku? Sialan, dia sebenernya siapa sih? Jangan-jangan…Brian!
“Iya. Kok
kamu tau? Kalian udah saling kenal?”, dari nada
bicara Rangga, dia terlihat heran.
“Kemarin
pernah ketemu, tapi dia ngakunya Michele Ziudith. Hahaha.”, berbicara
tanpa dosa!
“Eh! Itu
gara-gara kamu ya! Kalo aja kamu nggak gangguin aku, aku nggak bakal ngaku jadi
Michele Ziudith!”, dan secara spontan aku bicara
seperti itu.
Tolol! Aku lupa bahwa aku sedang berpura-pura
tidur. Aaaah! Lelaki itu benar-benar membuatku gila! Dimana ada dia, selalu
membuat ku malu! Mau ditaruh mana muka ku? Aduuuuh.
0 komentar:
Posting Komentar