“Hai Michele Ziudith?”, dia masih memanggilku
dengan nama artis itu.
“Kamu ngapain disini? Kamu
ngikutin aku ya?! Ngaku! “, aku berontak.
“Enggak, mana aku tau kalo
kamu tinggal disini juga.”
“Terus kamu ngapain disini?”, aku mulai emosi.
“Aku sekarang tinggal disini.
Mau mampir?”
“Hah?! Nggak, makasih!”, jawabku ketus sambil
berjalan meninggalkannya.
Aku
berbalik ke arahnya lagi, dan bilang :
“Oiya, satu lagi, namaku Jave
Alexandria. So, stop panggil aku Michele Ziudith!”
Ya
Tuhan, apa-apaan ini? Kenapa orang itu harus tinggal disini? Mimpi apa aku
semalam? Tapi dia tampan juga. Haha. Aku sudah illfeel sejak aku lihat lelaki
itu. Aku memandangi wajahku di kaca jendela. Kusut!
Malam
datang, begitu pula hujan. Aku kembali mengingatnya, Rangga Nurvana. Tiga hari
sudah aku tidak bertemu dengannya. Aku rindu, sangat rindu. Sedang apa dia saat
ini? Apa aku salah bila aku memendam perasaan ku ini? Aku hanya tidak ingin
jika dia tau tentang perasaan ku yang sebenarnya, dia akan menjauh dariku.
Mengapa aku selalu salah di hadapan diriku sendiri? Entahlah!
Tiba-tiba
saja Rangga mengirimiku sms, yang isinya :
Bsk ikut aku ke taman
ya! Aku mo kenalin kamu sama temen aku yang dari Bogor. Don’t say no! haha.
Sampe ktmu bsk Jave! Dandan yang cantik yah. Bsk aku jemput jam 4 sore. Bye
Apa-apaan lagi ini? Jangan-jangan dia mau
ngenalin aku sama pacar barunya. Duh! Tapi baiklah, aku akan temui mereka.
Dandan cantik? Ah, itu bukan hobiku. Aku sudah cantik! Hujan belum juga reda,
tapi mata ini sudah tidak bisa bertahan menunggu hujan malam ini reda. Aku
segera menarik selimutku, berdoa, dan menuju pulau mimpi ku. Selamat malam J.
0 komentar:
Posting Komentar